Yesus adalah Tuhan (Kyrios)

Pendahuluan

  • Pengakuan Yesus = Kyrios / Tuhan : lazim dalam Gereja Perdana.
  • 1 Kor 8 : 6 (tahun 57) “Hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa dan satu Tuhan / Kyrios saja yaitu Yesus Kristus …”.  Sampai sekarang pengakuan lazim : Yesus = Tuhan / Kyrios.
  • Kyrios sukar diterjemahkan – biasanya “Tuhan”; tapi dalam bahasa Indonesia Tuhan = Allah; sedangkan gelar Kyrios tidak sama dengan Allah.
  • Dalam bahasa lain Tuhan / Kyrios diartikan : Gusti (Jawa & Sunda), Lord (English), Dominus (Latin), dsb.

1. Istilah “Kyrios”
“Kyrios” mengalami perkembangan atau pergeseran arti :

  • Bangsa Yunani : Kyrios = kata sifat -> kuat, kuasa ; Kata benda -> orang kuasa, pemilik, majikan, tuan. Misalnya : Mat 10 : 25 “Cukuplah bagi hamba jika ia sama seperti tuannya”. -> tidak mempunyai makna keagamaan; selanjutnya dalam perkembangannya orang² Yunani menyebut Dewa / Raja = Kyrios, yang mempunyai arti gelar ilahi .
  • Bangsa Yahudi : Didalam Perjanjian Lama, Kyrios = adonai (tuanku), baal, mara (bangsa Ibrani) yang artinya orang yang berkuasa, pemilik. “Adonai” = sapaan kehormatan (raja, dewa). Rabbi juga disebut adonai.
  • Kristen : Didalam Perjanjian Baru, Kyrios sangat luas -> majikan, pemilik, sapaan kehormatan ( Mrk 10 : 24 “Seorang murid tidak lebih daripada gurunya, atau seorang hamba daripada tuannya”.
  • Diterapkan kepada Yesus : Kyrios / Tuhan / Lord jika dilihat konteksnya adalah : sapaan, sopan santun, pengakuan kuasa Yesus bagi pembuat mujizat (Mat 8 : 2-6); murid2 menyapa-Nya sebagai kesopanan (Mat 8 : 21-25); dan mempunyai kedudukan tinggi (Luk 6 : 46).

Kesimpulan : Yesus menempati kedudukan lebih tinggi daripada orang lain, sebagai guru mereka (dalam hal ini para murid dan pengikut-Nya) dan orang Kristen menyebut-Nya sebagai Kyrios / Tuhan / Lord / Gusti / Dominus.

2. Allah, Satu-satunya Kyrios umat Israel

  • Nama diri Allah : “Elohim” : Allah universal, pencipta langit dan bumi, Kyrios alam semesta; “YHWH” (artinya : AKU adalah AKU) nama diri Allahnya umat Israel, ada relasi khusus -> sebagai bangsa pilihan. Dalam Septuaginta (LXX) : elohim = theos; YHWH = Kyrios -> Kyrios = Tuhan adalah Allah yang hadir di tengah umat, bertindak bagi mereka. Kyrios / Tuhan : Allah bagi Israel.
  • Allah satu-satunya Kyrios : Israel hanya terima satu Kyrios / Tuhan, yaitu YHWH (Yahwe) – diungkapkan dalam pengakuan iman (Ulangan 6 : 4 “Yahwe Allah kita adalah Yahwe satu-satunya”) -> Allahnya Israel = Yahwe artinya mereka mendapatkan relasi khusus dengan Allah karena umat Israel menyebut Allah sebagai Yahwe dimana pengakuan tersebut juga berarti sekaligus Kyrios atau Tuhan mereka (Umat Israel). Hal ini berarti :
  1. Pengakuan monotheistis.
  2. Mereka (Israel) bangsa terpilih.
  3. Adanya hubungan istimewa antara Allah dan Israel.
  4. Relasi khusus dengan Allah yang memperhatikan, memelihara, dan melindungi Israel.
  5. Israel harus balas dengan mengasihi-Nya -> Kyrios, nama relasional (menyangkut hubungan).

Dari pihak Israel : nama diri Kyrios / Yahwe menyangkut relasi ketaatan ( Ulangan 6 : 5 “Hendaklah kamu cintai Yahwe (Kyrios) Allah dengan segenap hatimu ….”)

  • Diteruskan dalam Perjanjian Baru : Allah = Kyrios / Tuhan – dalam beberapa kasus, Allah disebut Kyrios / Tuhan, bahkan pengakuan iman Isreal diucapkan Yesus (Mrk 12 : 29). Sebutan Kyrios / Tuhan bagi Allah ditemui dalam kutipan Perjanjian Lama (misalnya : Roma 4 : 8; 10 : 16). Juga dipertahankan dalam ungkapan lazim, misalnya “tangan Tuhan / Kyrios” (Luk 1 : 66), “malaikat Tuhan / Kyrios” (Mat 1 : 20); “Firman Tuhan / Kyrios” (Kis 8 : 25).

3. Yesus Kristus satu-satunya Kyrios umat Kristen

Umat Kristen pertahankan rumus iman Israel dari Ulangan 6 : 4; tapi Kyrios / Tuhan diterapkan pada Yesus -> “Bagi kita hanya ada satu Allah saja yaitu Bapa … dan satu Tuhan saja yaitu Yesus Kristus…” (1 Kor 8 : 6).
Gelar “Allah / Theos“ untuk Bapa, “Kyrios / Tuhan “ untuk Yesus Kristus -> umat kristen membagi dua nama Allah dalam Perjanjian Lama (Yunani), yaitu Allah (Theoas) untuk Allah Bapa dan Tuhan (Kyrios) untuk Yesus Kristus.
Demikian pula dalam Perjanjian Baru :

  1. Allah nama diri Allah Bapa, Kyrios = Yesus Kristus
  2. Sebagaimana hanya ada satu Allah saja yaitu Bapa, demikian hanya ada satu Kyrios / Tuhan saja, Yesus Kristus
  3. Dengan menyebut Yesus Kristus = Kyrios / Tuhan, Perjanjian Baru sama sekali tidak menyingkirkan Kyrios Perjanjian Lama.

Apa maksud / maknanya, jika umat Kristen berkata : Kyrios / Tuhannya = Yesus Kristus ?
Ada perkembangan dalam paham Kristen bahwa Kyrios / Tuhan = Yesus Kristus

a.) Kyrios / Tuhan Yesus sebagai Mesias :

Kis 2 : 36 -> dengan kebangkitan Yesus (note : AWAS Hati2, Yesus Dibangkitkan oleh Allah.), Allah melantik Dia sebagai Mesias dan Tuhan / Kyrios artinya kedua istilah hampir sama; bdk Roma 10 : 9.

Umat Kristen yakin, sejak dibangkitkan, Yesus memegang kuasa sebagai raja (Mesias) membimbing umat-Nya.
Dengan dibangkitkan dari antara orang mati, Yesus histories menjadi transcendens; sebagai Kyrios, masuk dunia ilahi, menjalankan kuasa ilahi atas umat Allah (bdk 1 Kor 8 : 6); Ia adalah kuasa dan wakil Allah.
Dalam perkembangan lebih lanjut : gelar “Kyrios / Tuhan” secara prolepsis diterapkan kepada Yesus yang masih hidup dan berkarya di dunia: Mat 15 : 22-27 (Wanita Kanaan), Mat 20 : 30-33 (orang buta).
Gelar Kyrios / Tuhan juga diterapkan pada masa kanak-kanak (Luk 1 : 43 Ibu Tuhanku; 2 : 11 Telah lahir Penyelamat, Kristus, Tuhan).
Sewaktu masih hidup Yesus sudah Kyrios / Tuhan (Meskipun seharusnya diberi setelah waktu kebangkitan).

b.) Kyrios Kristus + Kyrios Allah (Tuhan Kristus dan Tuhan Allah)

1. Tulisan Paulus dan Sinoptik :

Kadang sebutan Tuhan / Kyrios untuk Allah dan Yesus tercampur, misalnya : 1 Kor 4 : 19 “Tetapi aku akan segera datang kepadamu, kalau Tuhan (dalam hal ini Allah) menghendakinya”; 7 : 17 “Hendaklah tiap² orang hidup seperti ditentukan Tuhan (dalam hal ini Yesus)…”
Kadang sebutan Kyrios / Tuhan pindah dari Allah kepada Yesus dan sebaliknya : bdk Roma 11 :34 “Siapakah mengetahui pikiran Tuhan ? “ dan 1 Kor 2 : 8 “Mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia”
Kadang sebutan Kyrios / Tuhan Yesus disamakan dengan Kyrios Allah – Perjanjian Baru menerapkan kepada Tuhan Yesus ayat2 aslinya tentang Yahwe (Sebutan khusus Israel untuk Allah), misalnya : Mat : 3 : 3 “Persiapkanlah jalan untuk Tuhan (dalam hal ini Yahwe) ….”; Kis 2 : 21 “Siapa berseru kepada nama Tuhan (dalam hal ini Yesus) akan diselamatkan”.

2. Tulisan Yohanes :

Yohanes menerapkan sebutan Kyrios / Tuhan hanya kepada Yesus yang bangkit, Misalnya : Yoh 20 : 2. 13. 18. 28; 21 : 7. 12. 15. 17.
Yohanes kerap memakai rumus perwahyuan : “Akulah…..” tanpa tambahan, Misalanya : 8 : 24. 28. 58; 13 : 19. Rumusan “Akulah….” Untuk menyampaikan kehadiran Allah (Ul 32 : 39; Yes 43 : 10)
Atas dasar identifikasi Yesus Kristus = Yahwe, dapat dipahami sebagai berikut : “Siapa melihat Aku, melihat Bapa” (Yoh 14 : 9); Yesus di dalam Bapa dan Bapa di dalam Yesus (Yoh 10 : 38); seruan Tomas : Tuhanku dan Allahku (Yoh 20 : 28).
Ucapan2 yang diungkapkan persatuan Yesus dan Bapa : Persatuan aktif, dalam berbicara, berkarya, dan bukan kesatuan statis. Ia kerjakan dan katakan apa yang dikerjakan dan katakan Bapa (Yoh 3 : 34; 5 : 36; dll).
Kendati kesamaan antara Yesus = Allah Bapa, namun ada gradasi : Allah mengutus Yesus (Yoh 5 : 23. 37); Bapa memuliakan Yesus (Yoh 14 : 28), Yesus berdoa kepada Bapa (Yoh 17 : 1; 11 : 41).

KESIMPULAN :

  1. Dengan berkata “Yesus Kristus = Kyrios / Tuhan”, maksudnya Yesus tokoh histories adalah Mesias
  2. Yesus Tuhan dalam suasana ilahi memerintah umat, pada akhir jaman meraja atas segala sesuatu (Kisah Para Rasul dan Surat2 Rasul Paulus).
  3. Yesus = Kyrios, karena Ia = Yahwe, Allah dalam hubungan khas dengan umat-Nya.
  4. Yahwe menyatakan diri dalam sejarah berupa Yesus dari nazaret (Ingat! Yesus adalah Firman Allah yang Hidup)
  5. Yesus = keselamatan bagi yang percaya (Injil Yohanes)
  6. Kyrios / Tuhan : sebutan fungsional / jabatan dan relasional antara Yesus dan Allah -> Kyrios / Tuhan Yesus adalah Allah yang selamatkan kita.

Ditulis oleh : A. S. Hadiwiyata

Catatan tambahan (dari penulis)

  • Jika anda sering membaca Perjanjian Lama, maka anda akan sering mendapatkan kata² TUHAN (huruf besar) artinya YAHWE, lalu timbul pertanyaan, kenapa tidak sekalian saja dalam Perjanjian Lama ditulis YAHWE supaya tidak membingungkan umat? Jawabannya saya tidak tahu 🙂 coba tanya² pada romo atau orang yang ahli KS.
  • Inti dari tulisan ini adalah Tuhan <> ALLAH, tetapi dalam bhs Indonesia terjadi kesalahan yaitu Tuhan = ALLAH.

Semoga artikel ini bermanfaat †

Published in: on 7 September 2009 at 3:49 am  Comments (5)  

The URI to TrackBack this entry is: https://b363nk.wordpress.com/2009/09/07/yesus-adalah-tuhan-kyrios/trackback/

RSS feed for comments on this post.

5 KomentarTinggalkan komentar

  1. Ad maoirem Dei gloriam.
    Terimakasih untuk pencerahannya.Tampak sekali kekayaan kita (katolik) dalam hal pemakaian bahasa, sehingga hanya para skolar saja yang mampu memahami sementara awam ya awam alias menunggu pencerahan dari para clergy.Tetapi sebenarnya Kyrios sendiri itu bahasa Yunanikah? Mengapa saat misa ada KYRIE ELEISON bukan DOMINUS. Jadi bingung nih, official language katolik itu apa? Bukan Latin?. Masih ada lagi, sejak kapankah para murid mengadress Yesus dengan Tuhan. Apakah sejak pengakuan Petrus? Bila benar demikian, maka terjemahan Injil menyebut Tuhan kepada Yesus sebelum pengakuan Petrus HARUS DIREVISI menjadi TUAN (bukan TUHAN lho).
    Terimakasih, Berkah Dalem

    • Sama², waduh sy jg msh awam kok mas, ini kebetulan saja sy pernah mengikuti KKS(Kursus Kitab Suci), karena pengetahuan ttg iman katholik sy msh dangkal kok mkny sy tertarik utk mengikuti KKS. yup betul Kyrios berasal dr bhs Yunani (cb dibc lagi aja artikelny), waduh pertanyaan yg kedua maaf sy blm sanggup menjawab (nanti sy cb tanyakan yg lbh ahli 😀 ) mas. Setau sy Off Lang tetap bhs latin, cb saja anda tanya para sesupuh anda yg sdh mengimani Katholik sekitar tahun 50-an pasti hapal dgn bhs latin, tetapi semenjak ada Konsili Vatikan II, bhs latin tidak lagi “wajib” digunakan diseluruh Gereja Katholik tetapi mengikuti bahasa daerah masig² (termasuk bhs Jawa, Sunda, dll), dan Bhs Yunani yg terdapat pada “Naskah Asli” para rasul (termasuk Paulus) setau sy dahulu (pada zaman Para Rasul) bhs Yunani yg lazim dan mudah dimengerti oleh org Yahudi maupun Non-Yahudi. Nah pertanyaan yg terakhir bagus sekali, sy akan menjawab dgn memberi analogi sbb : “Presiden SBY dilahirkan di Pacitan” ada yg salah mengenai Statemen ini, yi : Lha wong wkt lahir emang Pak SBY sdh jd “Presiden” kan blm toh?? nah hal yg sama pada Yesus, gelar Tuhan (Kyrios) yg diberikan setelah Yesus dibangkitkan oleh Allah digunakan dalam penulisan dlm injil. gelar tersebut ditulis sebagai sapaan hormat. sy harap penjelasanny tidak membingungkan, cmiiw (correct me if i wrong) 😀

      Salam,

      † Ad Maiorem Dei Gloriam †

  2. Maaf Sdr A. S. Hadiwiyata, apakah anda saksi Yehova yang menyamar menjadi orang katolik??

    • Saya Bukan A.S. Hadiwiyata, Saya Y.S. Saputro. liat aja jdl blog saya, buat apa saya menyesatkan org (terserah anda klo anda tetap menyangkalnya) tulisan ini saya ambil dari Pelajaran saya waktu mengikuti Kursus Kitab Suci, intinya Tuhan TIDAK SAMA dengan Allah karena dalam bahasa Indonesia Tuhan = Allah.

  3. Bila demikian, untuk membaca Injil yang empat itu, kita tidak boleh memaknainya secara kronologis. Begitu lahir maka Yesus boleh disapa sebagai Tuhan oleh siapapun yang berjumpa denganNya. Kok tidak terlalu gathuk ya.
    Kalau dibaca secara kronologis, seharusnya para murid mengenal Yesus ya sebagai Nabi atau Rabi atau Guru. Baru setelah pengakuan Petrus dan lebih lagi setelah kebangkitan sapaan ‘TUHAN’bagi Yesus, jadi valid.
    Next time kita ngobrol tentang Maria ya.
    Saya pernah merasa ‘merinding’ saat mengikuti misa di salah satu gereja kecil di Austin USA. Apa pasalnya? Sang pastor saat konsekrasi memberkati roti dan anggur sehingga terjadi transsubstansi menggunakan bahasa Latin secara hidmat, lambat dan penuh perasaan. Saat mengucapkan ‘Ambil dan makanlah ….. dan Ambil dan minumlah …’ beliau menggunakan cara yang sama tetapi dalam bahasa ARAMEA.Saya merasakannya menembus tulang sumsum saya. Kalimat itu terasa sangat magis seperti mantera yang penuh kuasa.
    Sayang suasana semacam ini tidak tercipta di gereja katolik di Indonesia.
    Jadi ya seperti naik kereta api saja rasanya, cepat, cepat dan bergegas, kadang-kadang suasana fisik dan batin umat belum siap imam sudah tancap gas saja.
    Well, saya berharap lain kali bisa lebih baik dan khusuk.
    Penutup : Ubi Caritas et amor, ubi caritas Deus ibi est.
    Berkah Dalem.


Tinggalkan komentar