Bisakah Orang Selamat Tanpa Dibaptis ?

Gambar Baptisan

Gambar Baptisan

P : Seringkali orang mempersoalkan nasib orang yang beragama lain atau yang tidak dibaptis. Bagaimana ajaran resmi Gereja Katholik dalam hal ini ?

J : Saya kira cara yang paling tepat untuk menjawab pertanyaan Anda adalah mengutip langsung apa yang diajarkan Konsili Vatikan II. Dalam konstitusi dogmatis Lumen Gentium no 16 konsili Vatikan II mengajarkan, “Sebab mereka yang tanpa bersalah tidak mengenal Injil Kristus serta Gereja-Nya, tetapi dengan hati tulus mencari Allah, dan berkat pengaruh rahmat berusaha melaksanakan kehendak-Nya yang mereka kenal melalui suara hati dengan perbuatan nyata, dapat memperoleh keselamatan kekal.”

P : Tetapi bukankah Yesus Kristus adalah satu-satunya pengantara Allah dan manusia seperti ada tertulis dalam 1 Tim 2:5 ?

J : Ya, tepat sekali. Tetapi ajaran Konsili Vatikan II tidak bertentangan dengan 1 Tim 2:5, sebab kita percaya bahwa Yesus Kristus tetap satu-satunya pengantara antara Allah dan manusia. Hanya saja mereka yang tidak (bisa) mengenal Dia, tetapi yang berusaha mengabdi Allah menurut keyakinan atau agama mereka sendiri, dapat selamat berkat jasa Yesus Kristus yang telah mendamaikan seluruh umat manusia dengan Allah. Meskipun mereka tidak mengenal-Nya, Yesus Kristus telah wafat demi menebus dosa mereka juga. Menurut keyakinan Katholik sampainya seorang yang beragama lain ke surga adalah berkat rahmat Yesus Kristus. Kami kira ajaran ini penting. Sebab kalau orang selamat hanya karena percaya kepada Yesus Kristus dan dibaptis, konsekuensinya besar sekali. Berapa banyak orang yang tidak sempat mengenal Yesus Kristus atau yang sudah beragama sebelum mengenal agama kristen? Tak terhitung jumlahnya, bukan? Mereka begitu yakin bahwa agama merekalah yang benar, dan mereka justru takut masuk neraka kalau pindah ke agama kristen. Maka mereka dengan hati nurani yang tulus mengabdi Allah sesuai keyakinannya itu. Nah, apakah Tuhan Allah yang Maha-rahim pasti memasukan mereka ke dalam neraka? Sulit menerima Allah yang demikian kejam, bukan? Kita harus berhati-hati supaya jangan bersikap seperti banyak orang yang hidup sejaman dengan Yesus. Banyak di antara mereka mengira pasti masuk surga karena mereka itu keturunan Abraham, karena mereka itu bersunat atau karena mereka itu beragama Yahudi. Mereka mengira, bangsa bukan Yahudi pasti masuk neraka. Bukankah Yesus mengecam orang-orang Yahudi semacam itu dengan mengatakan bahwa orang-orang non-Yahudi (yang dianggap kafir itu) bahkan bisa ikut mengadili mereka. “Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan menghukumnya juga. Sebab oarang-orang Niniwe itu bertobat setelah mendengar pemberitaan yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih daripada Yunus” (Mat 12:41). (lebih…)

Published in: on 22 Januari 2010 at 5:54 am  Comments (2)  

Yesus adalah Tuhan (Kyrios)

Pendahuluan

  • Pengakuan Yesus = Kyrios / Tuhan : lazim dalam Gereja Perdana.
  • 1 Kor 8 : 6 (tahun 57) “Hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa dan satu Tuhan / Kyrios saja yaitu Yesus Kristus …”.  Sampai sekarang pengakuan lazim : Yesus = Tuhan / Kyrios.
  • Kyrios sukar diterjemahkan – biasanya “Tuhan”; tapi dalam bahasa Indonesia Tuhan = Allah; sedangkan gelar Kyrios tidak sama dengan Allah.
  • Dalam bahasa lain Tuhan / Kyrios diartikan : Gusti (Jawa & Sunda), Lord (English), Dominus (Latin), dsb.

1. Istilah “Kyrios”
“Kyrios” mengalami perkembangan atau pergeseran arti :

  • Bangsa Yunani : Kyrios = kata sifat -> kuat, kuasa ; Kata benda -> orang kuasa, pemilik, majikan, tuan. Misalnya : Mat 10 : 25 “Cukuplah bagi hamba jika ia sama seperti tuannya”. -> tidak mempunyai makna keagamaan; selanjutnya dalam perkembangannya orang² Yunani menyebut Dewa / Raja = Kyrios, yang mempunyai arti gelar ilahi .
  • Bangsa Yahudi : Didalam Perjanjian Lama, Kyrios = adonai (tuanku), baal, mara (bangsa Ibrani) yang artinya orang yang berkuasa, pemilik. “Adonai” = sapaan kehormatan (raja, dewa). Rabbi juga disebut adonai.
  • Kristen : Didalam Perjanjian Baru, Kyrios sangat luas -> majikan, pemilik, sapaan kehormatan ( Mrk 10 : 24 “Seorang murid tidak lebih daripada gurunya, atau seorang hamba daripada tuannya”.
  • Diterapkan kepada Yesus : Kyrios / Tuhan / Lord jika dilihat konteksnya adalah : sapaan, sopan santun, pengakuan kuasa Yesus bagi pembuat mujizat (Mat 8 : 2-6); murid2 menyapa-Nya sebagai kesopanan (Mat 8 : 21-25); dan mempunyai kedudukan tinggi (Luk 6 : 46).

Kesimpulan : Yesus menempati kedudukan lebih tinggi daripada orang lain, sebagai guru mereka (dalam hal ini para murid dan pengikut-Nya) dan orang Kristen menyebut-Nya sebagai Kyrios / Tuhan / Lord / Gusti / Dominus. (lebih…)

Published in: on 7 September 2009 at 3:49 am  Comments (5)  

Pembuktian Sains tentang keberadaan TUHAN

Sibuk membahas keberadaan/eksistensi Tuhan? Meragu? Menolak? Menerima? Setiap orang sah-sah saja menganggap bahwa Tuhan ada atau tidak ada, berikut seluruh implementasi sikap pilihannya itu. Semuanya kembali pada pemahaman kita tentang konsep *eksistensi* itu sendiri, yang kerap tidak cukup hanya dengan mengandalkan neuron belaka.
— Professing to be wise, they became fools… —

“Mari kita bahas permasalahan besar dalam sains, yakni tentang Tuhan” kata seorang profesor filsafat yang atheis di muka kelas. Kemudian dia meminta seorang mahasiswa baru maju ke depan kelas. “Kamu beragama, bukan ?” (lebih…)

Published in: on 3 September 2009 at 6:11 am  Comments (6)  
Tags:

Genesis

Ya, ini adalah blog saya yg pertama menggunakan WordPress 🙂 artikel² yg dimuat pada blog ini akan bertemakan tentang Iman Katholik, okey sekian dulu dari saya 😀 GBU †

Published in: on 3 September 2009 at 5:55 am  Comments (2)  
Tags: